Materi 1 : Seni Grafis
Kompetensi Dasar :
3.3 Memahami konsep dan prosedur karya seni grafis dengan beragam media dan teknik
4.3 Membuat karya seni grafis dengan beragam media dan teknikTujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran daring, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian seni grafis dengan benar.
2. Mengidentifikasi jenis- jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dengan benar.
3. Menjelaskan berbagai macam bahan dan media dalam berkarya seni grafis dengan benar.
4. Membuat karya seni grafis dengan berbagai bahan dan teknik dengan kreatif.
Anak-anak, sebelum kita belajar Seni Budaya hari ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dengan doa dan upaya kalian yang sungguh-sungguh, Pak Arief yakin kalian akan mampu menguasai materi hari ini. Berikut peta konsep untuk materi kali ini.
PETA KONSEP
APERSEPSI
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Seni Patung
Seni grafis termasuk karya seni rupa Dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide / gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak. Grafis berasal dari bahasa Yunani, “Graphien”, yang berarti menulis atau menggambar. Istilah grafis dari Bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores.
Karya seni grafis umumnya dibuat di atas kertas. Pada teknik monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak. Ini yang disebut dengan proses cetak. Seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat (medium cetak). Plat yang dijadikan sebagai media ini meliputi papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni grafis lain yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (sreen – printing) yang direntang pada sebuah kerangka. Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan / klise. Alat cetak (klise) tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau alumunium). Hasil cetakan menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penciptanya. Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan / press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut dengan cetak grafis.
Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam kategori seni grafis. Sebab, pada zaman sekarang ini, kegiatan mencetak hanya memproduksi gambar / tulisan secara massal yang sering disebut Offset. Kegiatan Offset seperti ini menggunakan percetakan modern. Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai, maka berkembanglah sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (Applied Art) yang sebelumnya seni murni (Pure Art).
Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternatif bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis, seni grafis muncul sekitar tahun 1950 –an, tokohnya adalah Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari Bandung, Suromo dan Abdul Salam dari Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan dari karyanya merupakan poster perjuangan.
Ada banyak sekali contoh seni grafis yang kita jumpai dalam kegiatan sehari-hari kita. Nah berikut ini adalah beberapa contoh seni grafis dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin tanpa kalian sadari itu termasuk dalam contoh seni grafis.
Contoh seni grafis:
B. Jenis Karya Seni Grafis dan Teknik
Pembagian jenis grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis – jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Cetak Tinggi (Teknik Cetak Relief / Teknik Cukil)
Cetak tinggi menggunakan klise / acuan / alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise / alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau tulisan dengan Teknik Cetak Tinggi. Cetak Tinggi disini dengan memanfaatkan bentuk / permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada benda yang diberi warna.
Cetak tinggi menggunakan klise / acuan / alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise / alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau tulisan dengan Teknik Cetak Tinggi. Cetak Tinggi disini dengan memanfaatkan bentuk / permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada benda yang diberi warna.
2. Cetak Dalam (Intaglio Print)
Cetak Dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada kertas. Jenis – jenis Cetak Dalam antara lain : Etsa, Mezzo Tint, Drypoint, dll. Cetak Dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang sudah dilembapkan dengan air, lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat yang dipakai untuk menorah dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin atau logam runcing.
3. Cetak Datar (Planography Print)
Cetak Datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke – 16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas (Limestone), biasa di sebut dengan Lithography. Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) dimana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan Image / Gambar. Teknik ini meliputi : Litigrafi, Monotype dan Teknik Digital, salah satunya Cetak Offset.
Cetak Datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke – 16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas (Limestone), biasa di sebut dengan Lithography. Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) dimana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan Image / Gambar. Teknik ini meliputi : Litigrafi, Monotype dan Teknik Digital, salah satunya Cetak Offset.
4. Cetak Saring
Cetak Saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (Screen) dengan kerapatan serat tertentu. Cetak Saring dikenal dengan sablon atau Senigrafi. Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastik dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.
C. Berkarya Seni Grafis Cetak Tinggi
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya adalah mendapatkan ruang positif (permukaan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Garis dan ruang negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan ke permukaan bidang cetak.
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya adalah mendapatkan ruang positif (permukaan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Garis dan ruang negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan ke permukaan bidang cetak.
Teknik cetak tinggi menggunakan bahan hardboard, karet, kayu, aluminium atau kertas karton, cat minyak, dan tinta. Alat yang digunakan pada cetak tinggi adalah pisau pahat dan rol. Contoh cetak tinggi adalah cap atau stempel. Contoh sederhana karya dalam bentuk alat cetak tinggi yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah adalah stempel. Hasil cetakan stempel berasal dari tulisan atau gambar yang timbul dan terbalik pada stempel.
1. Alat dan bahan pembuatan cetak tinggiAlat dan bahan yang dipakai adalah sebagai berikut.
- Bahan alam (seperti pelepah pisang, ketela, wortel) untuk membuat alat cetakan;
- Tinta, cat air atau pewarna makanan sebagai pewarna;
- Bantalan gabus untuk meletakkan pewarna;
- Kain untuk melapisi bantalan (gabus) serta membersihkan cipratan tinta;
- Pisau/cutter untuk memotong dan mendesain gambar atau tulisan;
- Buku gambar A3 sebagai media untuk melihat hasil cetakan.
Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Potong pelepah pisang atau bahan alam lain yang akan digunakan;
- Ukir bagian bahan alam cetakan (pisang, wortel, ketela) menjadi bentuk tulisan ataupun gambar yang diinginkan dengan format terbalik;
- Campur pewarna dengan air secukupnya sesuai dengan konsep warna yang diinginkan;
- Letakkan (tuangkan) pewarna pada bantalan;
- Beri warna salah satu sisi potongan pelepah pisang dengan menempelkannya pada bantalan;
- Cetak pada buku gambar sesuai pola yang diinginkan (bisa dengan cara melingkar, persegi, segitiga, dll.);
- Jadilah karya seni cetak tinggi yang diinginkan.
- Pada point 2 dilakukan jika hendak membuat cetakan seperti pada stempel;
- Sedangkan pada point 6, jika bentuk yang diinginkan adalah alamiah atau apa adanya sehingga pada saat dicetak perlu dibent dengan pola tertentu sehingga menghasilkan desain yang diinginkan.
REFERENSI
- Buku referensi : Semua siswa kelas 9 wajib mendownload buku paket dengan cara KLIK DISINI.
- Video referensi : Beberapa video referensi terkait materi bisa dilihat dengan cara klik pada gambar.
LATIHAN SOAL
Setelah mempelajari materi ini, sekarang ayo dicoba untuk mengerjakan latihan soalnya.
KLIK DI SINI
Boleh dicoba berulang kali sampai bisa terjawab benar semua
Format Penulisan Identitas untuk mengerjakan latihan soal :
"Nama Lengkap/Kelas"
Contoh : Selvi Larasati/9A
~ Tetap Semangat Belajar Seni Budaya #dirumahaja ~
Komentar
Posting Komentar